Datangi Rumah Kolektor BMT Mitra Umat, Belasan Nasabah Tuntut Kejelasan Nasib Uang Tabungan

Belasan nasabah BMT Mitra Umat menggeruduk rumah kolektor untuk menagih kejelasan penggantian uang tabungan yang sudah lama dijanjikan namun tidak kunjung cair, Minggu (9/6).

PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Seorang kolektor dari koperasi syariah BMT Mitra Umat Kota Pekalongan digeruduk belasan nasabah. Aksi puluhan nasabah wanita itu sontak membuat heboh seisi rumah dan warga setempat.

Usut punya usut belasan nasabah yang diketahui menabung melalui kolektor berinisial N tersebut mendatangi yang bersangkutan agar ikut bertanggung jawab terhadap uang tabungan yang hingga kini tidak bisa dicairkan.

Bacaan Lainnya

Salah satu nasabah, UM mengatakan berbagai upaya telah dilakukan namun tidak pernah mendapatkan kejelasan dari pengurus koperasinya maupun kolektor yang menjadi mitra dari BMT Mitra Umat.

“Hari ini kedatangan kami untuk minta penjelasan langsung dari kolektor informasi terkini termasuk perkembangan hasil laporan polisi yang tidak juga ada kabarnya,” ujarnya, Minggu (9/6/2024).

Semula aksi yang dilakukan belasan nasabah itu berlangsung damai namun karena diduga penjelasan dari kolektor tidak memuaskan para nasabah, akhirnya sempat terjadi ketegangan.

Beruntung kuasa hukum kolektor, Didik Pramono dari LBH Adhyaksa tiba di lokasi, lalu menjelaskan duduk perkaranya dan muncul kesepakatan untuk bersama mendatangi Polres Pekalongan Kota dengan tujuan menanyakan langsung sejauh mana penanganan perkaranya.

“Untuk menghindari keributan lebih lanjut kita fasilitasi para nasabah untuk bisa meminta penjelasan langsung dari polisi. Tidak hanya itu saja, bagi nasabah koperasi lain seperti BMT Nurussa’adah dan BMT An-Naba juga dipersilahkan sekalian untuk bisa langsung ke Polres Pekalongan Kota,” jelasnya.

Kemudian khusus untuk BMT An-Naba pihaknya juga mempersilahkan para nasabah yang menjadi korban sejak empat tahun lalu bisa membuat laporan polisi agar proses perkaranya juga ditindaklanjuti.

Sementara itu M mengaku kejadian digeruduk nasabah tidak sekali ini saja, namun sudah kesekian kalinya. Hanya saja sejak ada kuasa hukum sudah jauh berkurang atau tidak seperti sebelumnya.

“Kalau dulu hampir tiap hari didatangai nasabah, bahkan nomor kontak saya tidak berhenti ditelpon dan dichat orang. Mereka ini dari sekedar bertanya kabar sampai memaki-maki, yang paling parah didatangi banyak nasabah menjelang tengah malam. Jadi benar-benar seperti diteror,” bebernya.

Atas kejadian ini dirinya bersama nasabah meminta pendampingan LBH Adhyaksa untuk mendatangi Polres Pekalongan Kota lantaran dua bulan lebih laporan seperti jalan di tempat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *