M Qodari Kupas Latar Belakang Maruarar Sirait dan Ayahnya Sabam Sirait, Ternyata Bukan Kaleng-kaleng Pengaruhnya Terhadap Megawati

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengomentari mundurnya Maruarar Sirait dari PDIP dengan mengupas latar belakangnya, Jum'at (19/1).

Pantura24.coma, Jakarta – Mundurnya Politisi senior Maruarar Sirait dari PDIP yang belakangan banyak menjadi sorotan direspon Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari. Dalam podcast di kanal YouTube Panangian simanungkalit, Qodari mengupas latar belakang Sabam Sirait.

Sabam Sirait, sebut Qodari, merupakan ayah kandung dari dari Ara, sapaan karib Maruarar Sirait yang juga sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Ia adalah orang yang banyak berjasa besar dalam karir politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Bacaan Lainnya

“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait yang termasuk pendiri PDI pada tahun 1973 bahkan pernah menjadi sekjen dari PDI,” ujar Qodari dalam keterangannya yang dikutip, Jum’at (19/1/2024).

Menurut Qodari, Sabam Sirait itu memiliki pengaruh yang besar bagi karir politik seorang Megawati yang berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia. Sabam juga orang yang mengajak megawati masuk ke PDI. Jadi PDI dilihat dari ideologi keberlanjutan dari PNI di mana Megawati berada di luar sistem lalu berkarir jadi anggota DPR dan Ketua Umum PDIP.

“Jadi kalau kemudian Bu Mega jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, kemudian kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau gak ada Pak Sabam,” ungkap Qodari.

Qodari menyebut, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga sekarang.

“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega mungkin mohon maaf jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau di partai tapi karir politiknya tidak secemerlang seperti sekarang ini,” bebernya.

Mari kita bayangkan sosok Megawati jadi seperti Rachmawati atau Sukmawati, berpartai namun karena tidak ada momentum maka kemudian akhirnya begitu saja. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting.

Diketahui, Sabam Sirait meniti awal karir politiknya sebagai pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973. Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan PDI dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait juga disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik yang awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.

Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui bahwa Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.

“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80 pada Sabtu 15 Oktober2016.

Hasto juga mengatakan bahwa Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Hasto menirukan ucapan Megawati.

Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P, tidak hanya sebagai sekjen terlama, tapi juga meyakinkan partai di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci.

Megawati sempat mengaku bersyukur pernah diajak Sabam ke dunia politik. Sebab, jika Sabam tidak terus membujuknya mungkin Megawati tidak akan menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *