Tak Ada Itikad Baik, Keluarga Santri Korban Perundungan dan Pengeroyokan di Ponpes MBS Assalam Pekalongan Tutup Pintu Damai

Ponpes Moderen Muhammadiyah Boarding School (MBS) Assalam, Kajen, Kabupaten Pekalongan

Pantura24.com, Pekalongan – RG (13) korban perundungan dan pengeroyokan oleh teman dan 14 kakak kelasnya di Ponpes Muhammadiyah Boarding School (MBS) Assalam, Kajen, Pekalongan masih trauma dan belum kembali bersekolah.

“Anaknya menolak kembali ke sekolah lama, inginnya sekolah di sekitar sini saja,” ungkap CH (45) ibu korban, Rabu (27/9/2023).

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan kondisi anaknya tersebut sudah semakin membaik kesehatannya dan saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah serta jarang keluar.

CH mengungkapkan dua pekan menunggu kasus perundungan dan pengeroyokan diproses oleh polisi, tak satupun pihak keluarga para pelaku datang menjenguk maupun meminta maaf.

“Mereka ini tidak punya itikad baik sama sekali. Yang datang selalu dari pihak sekolah dan utusan Kantor Kemenag, itupun maunya damai saja,” ujarnya.

Dirinya sudah menutup pintu damai dengan para pelaku lantaran tidak ada satupun yang mengakui bersalah bahkan bersikap biasa saja seolah-olah perbuatan anak-anaknya mereka sudah benar.

“Terus terang saya sakit hati sekali. Pernah ada yang telepon dari pejabat yang meminta kasus diselesakan secara kekeluargaan saja tapi saya tolak lalu saya balik pertanyaannya, dia mendadak bungkam tidak bisa menjawab,” bebernya.

Sebelumnya Dir Reskrimum Polda Jateng Kombes Pol Johanson Ronald Simamora memastikan akan melakukan asistensi sekaligus supervisi dari kasus tersebut.

“Sekiranya ada kekurangan yang dilakukan oleh penyidik, kita sampaikan untuk dilengkapi,” katanya.

Ia menegaskan bilamana penyidik di sana ada hal-hal yang menyimpang. Maka nantinya kasus tersebut akan langsung ditarik ke Polda Jateng.

“Akan kita tarik ke Polda jika ada yang menyimpang,” katanya menegaskan.

Diberitakan sebelumnya seorang santri di Ponpes MBS Assalam, Kajen, Pekalongan menjadi korban perundungan dan pengeroyokan 14 kakak seniornya.

Kasus tersebut mencuat pada Sabtu (9/9/2023) setelah keberadaan korban yang sudah babak belur berhasil diselamatkan oleh keluarga ke IGD terdekat. Pihak keluarga berinisiatif melakukan visum kemudian melapor ke polisi.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *