Dua Karyawan BUMN PNM Madani di Pekalongan Dianiaya Sejumlah Pemuda, Lima Bulan Pelaku Belum Ditangkap

Dua karyawan BUMN PNM Madani di Pekalongan jadi korban penganiayaan sejumlah pemuda, lima bulan sejak kasus itu dilaporkan belum ada perkembangan. Didampingi kuasa hukum, korban mendatangi Polsek Bojong, Senin (20/11)

Pantura24.com, Pekalongan – Dua karyawan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Pekalongan menjadi korban penganiayaan berat oleh sejumlah pemuda. Dua korban penganiayaan masing-masing bernama Nurul Febrianto (21) warga Kecamatan Paninggaran dan Muhammad Rizky (21) warga Comal, Pemalang.

“Kejadiannya berlangsung tanggal 6 Juli 2023 di rumah teman saya bernama Dika, warga Desa Babalan Lor, Kecamatan Bojong,” ungkap Nurul Febrianto kepada pantura24.com, Senin (20/11/2023).

Bacaan Lainnya

Ia pun menceritakan kejadian penganiayaan bermula dari ajakan makan bersama seluruh karyawan PNM yang semuanya perempuan. Karyawan laki-laki itu hanya ada dirinya dan satu rekan lagi bernama Muhammad Rizky.

Salah satu rekan wanitanya bernama Dika yang sudah bertunangan ikut dalam acara tersebut bersama seluruh karyawan wanita di PNM. Acara waktu itu hari Minggu bakar ikan ramai-ramai.

“Awalnya tidak ada persoalan, namun hari senin esoknya ada kabar saya dicari orang. Nakun karena masih banyak pekerjaan saya abaikan dan baru hari Rabu disanggupi,” katanya.

Ia menuturkan informasi yang diterimanya itu rencananya ada yang ingin ketemu untuk membahas persoalan keluarga. Setelah itu dirinya diantar dua rekan kerja mendatangi rumah orang yang dimaksud.

Rupayanya rumah tersebut milik keluarga Dika yang telah bertunangan dengan pemuda bernama Nanang. Lokasinya berada di Desa Babalan Lor, Kecamatan Bojong.

“Saya tidak curiga karena niatnya cuman mau ngobrol. Saat itu saya diminta menunggu lima menit oleh tuan rumah, karena orang yang bersangkutan akan datang,” ujarnya.

Setelah lima menit berselang orang yang dimaksud datang, yang tak lain adalah tunangan dari rekan wanitanya yang bernama Dika. Awalnya biasa saja, bahkan dirinya dan satu orang rekan sempat meminta maaf kalau ada yang tidak nyaman.

“Dari semula obrolan biasa berubah menjadi tegang karena tiba-tiba saja saja tunangan Dika yang bernama Nanang mengeluarkan botol berisi bensin dari sakunya siap menyiram kami berdua,” terangnya.

Karena terancam bahaya dirinya bersama seorang rekan mundur namun tiba-tiba saja lima teman-teman pelaku datang langsung menendang puggung dan menghajar dirinya dan seorang rekan yang ikut menemani.

“Saya tidak diberikan kesempatan melawan, akhirnya kami babak belur dengan banyak luka di wajah, bahkan mata saya nyaris cacat dan harus menjalani pengobatan selama satu bulan,” jelas Febrianto.

Setelah puas menghajar lalu dibiarkan dan jadi tontonan yang ada di situ termasuk keluarga Dika dan tunangannya yang bernama Nanang. Lantas setelah itu dirinya pulang bersama rekan yang ikut dengan menahan sakit yang luar biasa.

“Kami pulang ke kantor untuk melapor atasan, setelah itu berobat ke rumah sakit sekaligus visum dan ronsen. Esok harinya kami baru melaporkan kejadian itu ke Polsek Bojong,” tuturnya.

Setelah menjalani BAP (Berita Acara Pemeriksaan), kasus itu ditangani Polsek Bojong. Dan hari ini dirinya bersama keluarga menanyakan kembali perkembangan kasus itu.

“Lima bulan sejak melapor belum ada perkembangan. Pelaku juga belum ditangkap, katanya menunggu giliran ditangani,” tutup Febrianto.

Selain mengalami luka parah di wajah dan mata, korban lain yakni Muhammad Rizky juga mengalami luka yang sama namun tidak separah Nurul Huda. Dalam kejadian tersebut motor jenis sport Honda CBR tahun 2021 hancur seluruh bodinya setelah dikadikan sasaran amuk pelaku, kerugian mencapai jutaan rupiah. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *