PANTURA24.COM, PEMALANG – Kisah pilu datang dari seorang warga Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, berinisial SA (37). Ia mengaku masih terus dikejar-kejar oleh seorang wanita berinisial AM, warga Kecamatan Sragi, meski telah membayar bunga dan pokok utang hingga berkali lipat dari jumlah pinjaman awal.
SA bercerita, awalnya ia meminjam uang sebesar Rp109 juta dari AM untuk kebutuhan ekonomi keluarga. Namun, seiring waktu, pembayaran bunga terus menumpuk hingga total yang telah ia bayarkan mencapai sekitar Rp400 juta.
“Saya sudah bayar total empat ratus juta, bunga dan pokoknya. Tapi dia (AM) masih marah-marah, masih nuntut uang pokoknya mana. Saya bingung dan takut,” ujar SA dengan suara bergetar, Kamis (16/10/2025).
Meski sudah berusaha melunasi, SA mengaku tidak pernah tenang. Ia menyebut, tekanan dan amarah yang terus diterimanya membuatnya merasa terpojok. “Setiap hari dikejar-kejar, dimarahi, katanya saya belum bayar. Padahal saya sudah habis-habisan,” katanya.
Kasus seperti yang dialami SA bukan hal baru. Praktik pinjam-meminjam antarindividu dengan bunga tinggi masih sering terjadi di masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. Minimnya akses terhadap lembaga keuangan formal membuat warga kerap terjebak dalam jerat bunga tak wajar.
