PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Sekitar 1.200 santri, alumni, kiai, dan nyai dari berbagai pondok pesantren di Kota Pekalongan menggelar aksi damai bertajuk BoikotTrans7, Rabu (15/10/2025). Aksi yang berpusat di halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan ini berlangsung tertib dengan pengawalan langsung Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, bersama jajaran Forkopimda.
Dalam keterangannya, Wali Kota Afzan menyampaikan apresiasi terhadap sikap para santri dan ulama yang menyalurkan aspirasi secara damai.“Kota Pekalongan ini adalah Kota Santri. Alhamdulillah, para santri merespons dengan cepat dan bijak atas dampak tayangan salah satu stasiun televisi. Tapi semua berjalan kondusif dari awal hingga akhir,” ujar Afzan.
Afzan menjelaskan, keputusan untuk memindahkan lokasi aksi dari depan Transmart ke Gedung Aswaja diambil demi menjaga keamanan dan mencegah potensi penyusupan pihak luar.“Tadi malam kami berkoordinasi dengan para alumni dan Ketua PCNU. Disepakati aksi digelar di Gedung Aswaja, dan alhamdulillah hasilnya aman dan tertib,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemkot Pekalongan bersama Forkopimda turut mendukung sembilan tuntutan yang disampaikan para santri dan ulama.
“Kami satu pandangan. Sebagai kota dengan kultur santri yang kuat, kami ikut merasakan keresahan masyarakat terhadap tayangan yang dianggap melecehkan nilai-nilai keagamaan,” tegasnya.
Afzan yang dikenal dekat dengan lingkungan pesantren itu juga mengaku telah menonton langsung tayangan yang menjadi sumber polemik.
“Saya lihat sendiri tayangannya, bukan dari potongan video. Jujur, saya pribadi tidak nyaman. Tapi alhamdulillah aksi hari ini berjalan damai, semoga sampai selesai dan pulang pun tetap tertib,” ujarnya.
Aksi BoikotTrans7 di Kota Pekalongan ini menjadi contoh penyampaian aspirasi secara santun dan beradab, mencerminkan karakter santri yang damai dan menjunjung tinggi nilai keislaman, dengan sinergi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.