PANTURA24.COM, JAKARTA – Perajin kriya dan wastra asal Jawa Tengah kembali ambil bagian dalam ajang kerajinan terbesar Asia Tenggara, The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2025, yang berlangsung 1–5 Oktober di Jakarta International Convention Center (JICC).
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, mengatakan, Inacraft bukan sekadar pameran dan ajang transaksi, melainkan juga sarana untuk mendorong sektor kreatif Jateng naik kelas.
“Tahun ini ada 14 stan yang menampilkan produk dari 35 kabupaten/kota. Produk kriya dan wastra Jateng sudah punya tempat tersendiri di hati konsumen. Buktinya, pekan lalu perajin kita meraih lima penghargaan pada Dekranas Award,” kata Nawal saat mengunjungi Paviliun Jateng, Rabu (1/10/2025).
Ia menyebut tiga langkah strategis untuk meningkatkan daya saing perajin, yaitu inkubasi, kurasi, serta sinergi dengan Bank Jateng, Bank Indonesia, dan business matching. “UMKM besar bisa memberdayakan UMKM kecil. Yang kecil menyiapkan bahan baku, yang besar memproduksi barang jadi,” ujarnya.
Nawal menambahkan, inkubasi diarahkan pada pengembangan wastra siap pakai (ready to wear). Produk perajin Jateng tidak hanya batik, tetapi juga tenun, teknik pewarnaan alami, hingga ecoprint. “Tantangan ke depan adalah memperbanyak variasi ready to wear, misalnya memadukan batik dengan tenun. Desainer juga diharapkan makin produktif menghasilkan karya siap pakai,” imbuhnya.
Dukungan Dekranasda Jateng ini sejalan dengan langkah Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang mendorong pengembangan ekonomi kreatif. Sejumlah program telah dijalankan, seperti kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta event promosi seperti Solo Great Sale.
Selain itu, Pemprov Jateng juga menggagas program Zilenial Jateng yang memberi akses pelatihan usaha bagi anak muda. Hingga kini, sebanyak 3.615 peserta telah terdaftar.