PANTURA24.COM, PEKALONGAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah dinilai masih menghadapi persoalan serius di lapangan. Ketua Masyarakat Sipil (Formasi) Kabupaten Pekalongan, Mustadjirin, menyebut perlunya evaluasi menyeluruh setelah sejumlah masalah terungkap.
Dalam keterangan pers, Senin (22/9/2025), Mustadjirin mengungkapkan sedikitnya terdapat empat persoalan utama berdasarkan pemantauan Formasi dan laporan masyarakat. Pertama, menu makanan yang disajikan belum sesuai kebutuhan gizi anak sekolah. Kedua, muncul kasus keracunan makanan yang menimbulkan keresahan orang tua. Ketiga, distribusi makanan lemah sehingga ditemukan makanan basi dan tidak higienis. Keempat, sebagian siswa enggan mengonsumsi makanan sehingga menimbulkan pemborosan anggaran.
“Program yang seharusnya membawa manfaat justru berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan siswa dan menggerus kepercayaan publik,” kata Mustadjirin.
Formasi mendesak pemerintah segera memperbaiki program, antara lain dengan menetapkan standar gizi sesuai kebutuhan siswa, memperketat pengawasan kualitas dan distribusi, mengevaluasi penyedia katering, serta menyediakan mekanisme pengaduan cepat. Mustadjirin juga mendukung usulan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi agar siswa yang tidak memperoleh makanan sesuai ketentuan diganti dengan bantuan 10 kilogram beras.
Meski demikian, Mustadjirin menilai program MBG tetap penting untuk dilanjutkan. “Namun tanpa evaluasi menyeluruh, tujuan mulianya sulit tercapai. Kami berharap perbaikan segera dilakukan agar siswa benar-benar merasakan manfaat program ini,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Formasi membuka saluran pengaduan masyarakat melalui nomor 0858-7762-7444 dan 0857-4252-5253, serta alamat surat ke Sekretariat DPP Formasi Pekalongan di Jl Raya Gembong Kedungwuni, Gang Mawar 5 RT 19 RW 04 Jebegan Podo, Kedungwuni, Pekalongan.
Mustadjirin menambahkan, bila diperlukan, program MBG dapat dihentikan sementara hingga tata kelola benar-benar diperbaiki. Ia juga meminta gubernur, wali kota, dan bupati turun langsung memantau kondisi di lapangan yang ramai diperbincangkan di media sosial.





