Film Dokumenter Mencari Jejak Mbah Rifa’i di Kabupaten Batang Bakal Diputar Perdana Besok

Pegiat Literasi Batang bakal memutar perdana film dokumenter Mencari Jejak Mbah Rifa'i Kabupaten Batang di Aula Kantor Bupati setempat, Selasa (26/12).

Pantura24.com, Batang – Film dokumenter Mencari Jejak Mbah Rifa’i di Kabupaten Batang bakal premier besok Rabu 27 Desember 2023. Pemutaran perdana film yang diadaptasi dari novel berjudul sama itu dilakukan di Aula Kantor Bupati setempat yang diubah menjadi bioskop dadakan.

“Film ini mengisahkan seorang muslimah yang baru beranjak dewasa bernama Istiqomah. Usianya baru beranjak 18 tahun dan baru satu tahun menjadi mahasiswi di kampus keagamaan negeri,” ujar anggota Pegiat Literasi Batang sekaligus produser film Edo Sulihun, Selasa (26/12/2023).

Bacaan Lainnya

Ia menceritakan sejak menjadi mahasiswa baru, pemikiran Istiqomah mulai terbuka dan mulai memiliki kesadaran untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya.

Isti, sapaan karibnya, terlahir dari keluarga penganut Rifaiyah di Kabupaten Batang. Meski demikian dia tidak terlalu paham apa itu Rifai’yah yang sebenarnya seperti teman sebayanya.

“Isti tumbuh dengan dunianya sendiri. Masa kecilnya dihabiskan dengan bermain, bersekolah, mengerjakan PR, ikut ekstra kulikuler, hingga ngopi layaknya anak muda pada umumnya,” terang Edo dalam perbincangannya.

Kisah Isti sendiri dimulai ketika bersama dua temannya sedang dalam perjalanan liburan ke Desa Pranten di dekat Dieng. Saat melewati jalan di Kecamatan Limpung, matanya sempat menangkap sebuah gedung bertuliskan Museum KH Ahmad Rifa’i.

Dari yang ia lihat timbul rasa penasaran dan keingintahuan untuk menyibak tabir hubungan nama museum yang dilihatnya tersebut dengan sebuah lukisan yang tepajang di ruang tamu rumahnya.

Sepulang dari liburan rasa penasaran Isti semakin menjadi lalu bertekad untuk mengkap jati dirinya dan tuntunan seperti apa yang diteladani oleh keluarga serta luluhurnya.

“Lalu Isti ini memulai pencariannya dengan mendatangi Museum KH Ahmad Rifa’i di Desa Kalisalak. Tidak hanya museum, berbagai benda peninggalan tokoh kharismatik tersebut ternyata banyak tersebar di desa itu,” katanya menjelaskan.

Akhirnya Isti mengetahui kisah yang sebenarnya bahwa apa yang selama ini ia lihat ternyata seorang ulama besar yang produktif menghasilkan banyak kitab. KH Ahmad Rifa’i yang ia kenal sekarang juga sekaligus seorang pahlawan nasional asal Kabupaten Batang.

Isti mengetahui fakta bahwa KH Ahmad Rifa’i sosok pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui dakwah dan tulisan-tulisannya yang banyak mempengaruhi pemikiran umat Islam dan pejuang pada masa itu

“Isti juga menemukan, berbagai nilai teladan yang terus dipelihara oleh pengikutnya secara turun temurun yang saat ini masih hidup di tengah-tengah masyarakat,” beber Edo.

Menurutnya, peninggalan sejarah itu tidak selamanya berbentuk benda. Namun juga ada ajaran, pemikiran dan teladan dari pelakunya yang menjadi peninggalan indah hingga saat ini.

“Berawal dari Desa Kalisalak, Isti ini bertemu dengan berbagai tokoh penting Rifaiyah di berbagai daerah. Salah satu yang membuatnya terenyuh adalah di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang. Ia banyak berbincang tentang karya batik tulis Rifaiyah. Prosesnya tidak hanya sekedar membatik, melainkan ajaran agama yang dituangkan dalam sebuah motif. Hingga prosesnya yang melantunkan puji-pujian terhadap Tuhan dan nilai-nilai ajaran kebaikan menjadi hiasan batin bagi pembatiknya dan melekat erat di tiap goresan atau sapuan lilin cair di atas kain putih yang disebut Batik Rifa’iyah,” paparnya mengakhiri. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *