Tak Terima Dianiaya Saat Jemput Putrinya Sekolah, Orang Tua di Pekalongan Polisikan Wali Murid Teman Sekelas Anaknya

Tak Terima Dianiaya Saat Jemput Putrinya Sekolah, Orang Tua di Pekalongan Polisikan Wali Murid Teman Sekelas Anaknya
Polisi menindaklanjuti kasus penganiayaan oleh orang tua murid kepada orang tua murid lainnya di sekolah dasar di Kota Pekalongan, Kamis (14/11).

PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Aksi kekerasan terhadap orang tua murid yang dilakukan oleh orang tua murid lainnya terjadi di Kota Pekalongan. Jason alias Setianto (55) warga Kelurahan Sapuro Kebulen, Kecamatan Pekalongan Timur dipukuli oleh ayah dari teman sekelas anaknya di sekolah.

“Kejadiannya di depan sekolah. Saat itu saya bersama istri menjemput anak, tiba-tiba kami dihadang pelaku yang tanpa banyak bicara langsung memukul,’ ungkapnya usai dimintai keterangan polisi, Rabu 13 November 2024.

Jason mengaku tidak berdaya mencegah aksi brutal pelaku yang terus menyerangnya. Ia hanya bisa pasrah lantaran tubuhnya dibekap oleh keamanan sekolah sehingga pelaku dengan leluasa memukulinya tanpa ampun.

Aksi brutal pelaku yang menghajar dirinya itu disaksikan olah banyak orang tua murid yang sedang menjemput anaknya dan juga sempat jadi tontonan anak sekolah yang mau pulang. Ia sudah berusaha meminta ampun pada pelaku namun tidak digubris.

“Aksi pemukulan baru berhenti setelah istri saya terus mendorong pelaku. Kami berdua menyesalkan kenapa pihak keamanan sekolah tidak berusaha mencegah tapi malah memegangi tubuh saya hingga pelaku leluasa melakukan penganiayaan,” katanya.

Setelah puas melakukan penganiayaan, pelaku pulang sambil mengancam dan mengatakan ‘kalau merasa tidak senang atau tidak terima silahkan datang ke rumah’. Setalah pelaku meninggalkan lokasi, ia memilih menjalani visum dan melaporkan kasus penganiaan tersebut ke polisi.

“Dari kejadian itu tidak hanya saya yang diancam namun anak perempuan saya juga menjadi trauma hingga tidak mau berangkat sekolah, Sedangkan luka yang saya alami mulai dari bibir pecah, gigi oblak, dada nyeri, serta badan terasa sakit semua,”

diancam hingga trauma tidak mau berangkat ke aekolah. Adapun luka yang saya alami dari mulai bibir pecah, dada nyeri untuk bernafas serta gigi oblak. Semua sudah saya foto,” terangnya.

Adapun kejadian perkara yang membuat pelaku melampiaskan amarah kepada korban bermula dari kedua anak mereka yang kebetulan berteman bahkan satu kelas bermain siram-airaman air di sekolah saat jam istirahat. Setelah keduanya masuk kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.

“Namun tiba-tiba pelaku saat menjemput anaknya pulang marah-marah dan menuduh saya menyiram anaknya. Tanpa mencari tahu kebenarannya, pelaku langsung memukuli saya tanpa ampun,” jelas Joson.

Terpisah Kasatreskrim Polres Pekalongan Kota AKP Yoyok Agus Waluyo melalui sambungan telepon membenarkan peristiwa tersebut terjadi dan korban sudah membuat aduan.

“Hari ini istri korban dimintai keterangan sebagai saksi atas peristiwa pemukulan itu,” sebutnya kepada pantura24.com.

Ia memastikan kasus tersebut tetap berjalan dan sudah melalui tahap pemeriksaan korban dan saksi. Peristiwa itu sendiri terjadi dari anak-anak yang bermain siraman air di sekolah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *