Qodari Tegas Sebut Prabowo Pantas Diberi Anugerah Jenderal Kehormatan, Begini Alasannya

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menegaskan Prabowo pantas menerima anugerah Jenderal Kehormatan, Kamis (29/2).

PANTURA24.COM, Jakarta – Pemberian gelar kehormatan jederal bintang 4 dari Presiden Jokowi ke Menhan Prabowo Subianto sudah pantas. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan hal tersebut karena menilai jasa dan kontribusi Prabowo terhadap pembangunan bangsa terutama di bidang pertahanan dan keamanan memiliki rekam jejak yang jelas di dunia militer.

Bacaan Lainnya

“Kontribusi Prabowo hemat saya besar, dia membangun postur Kopassus jadi pasukan elit yang sangat disegani, punya prestasi internasional,” ujarnya seperti dikutip dari akun Youtube Panangian Simanungkalit, Kamis (29/2/204).

Menurutnya Prabowo pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus periode 1996-1998. Prabowo juga merupakan sosok yang tidak bisa dilepaskan dari berbagai prestasi yang diraih Kopassus sebagai bagian dari Komando Utama milik TNI Angkatan Darat (TNI AD) yang disegani dunia.

Selain itu, peran Prabowo yang ikonik selama menjabat sebagai Danjen Kopassus terlibat saat memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma, Papua. Dalam operasi 129 hari itu berhasil membebaskan 26 peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95. Mereka disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Jayawijaya, Papua.

Keberhasilan operasi pembebasan sandera Mapenduma menambah panjang daftar prestasi Prabowo di dunia militer. Reputasi sosok yang kini menjabat Menhan itu makin mentereng di dunia internasional. Tak hanya itu, kiprah Prabowo mengharumkan Indonesia di dunia internasional patut diacungi jempol. Ia adalah sosok di balik ide pengibaran bendera Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia Everest.

“Kemudian pertama kali Indonesia menginjakkan kaki di gunung tertinggi di Everest itu kan Kopassus dan Pak Prabowo yang menjadi pelopornya. Jadi memang sangat layak diberikan tanda kehormatan dan jasa yang luar biasa,” katanya.

Qodari menambahkan bahwa Prabowo juga merupakan sosok yang mendukung penuh proses pencegahan dan penanggulangan Covid-19 serta bersedia bergabung menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi.

“Peran beliau itu dalam penanganan covid tak banyak disadari orang, padahal.beliau bagian dari pemerintahan. Sebagai mantan calon presiden yang punya massa begitu banyak itu mendukung penuh proses pemulihan covid oleh Pak Jokowi,” sebutnya.

Ia pun mengaku sulit membayangkan jika saat itu Prabowo tidak bergabung atau bersatu dengan Presiden Jokowi dan membantu melakukan langkah penanggulangan Covid-19 waktu itu, mungkin suasananya akan berbeda. Dalam konteks itu, ada jasa besar Prabowo dapam menyelamatkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan akibat hantaman Covid-19.

“Nah harus disadari bahwa itu menyelamatkan nyawa banyak orang sekaligus ekonomi nasional sehingga jadi salah satu yang terbaik di dunia. Oleh sebab itu, penyematan bintang 4 kepadanya sudah sangat pantas,” jelasnya.

Menurutnya hal tersebut tak bisa dibantah, betapa besar peran Prabowo dalam penanganan covid yang menyelamatkan sekian juta orang nyawa manusia Indonesia. Jadi sangat pantas apalagi dia akan menjadi Presiden Republik Indonesia dan anugerah itu juga sudah sesuai peraturan sebagaimana Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 serta tidak ada masalah hukum yang merintanginya.

“Kalau bicara masalah hukum pastinya Pak Prabowo sudah selesai, paling tidak semenjak menjadi calon wakil presidennya untuk Ibu Megawati tahun 2009. Kalau dia ada masalah hukum apapun itu pasti tak bakal lolos. Lalu orang yang mempersoalkan masalah hukum itu sebetulnya sudah sangat tidak relevan,” tegasnya.

Qodari mengutarakan pemberian bintang 4 pernah juga dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya kepada sejumlah tokoh militer seperti Sarwo Edhie Wibowo dan Soesilo Soedarman di era Presiden Soeharto masih memjabat.

“Agum Gumelar pernah dapat anugerah Jenderal Kehormatan di era Presiden Abdurrahman Wahid, kemudian Luhut Binsar Pandjaitan juga di eranya Abdurrahman Wahid,” bebernya.

Sementara itu era Presiden Megawati Soekarnoputri pernah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *