Air Keruh dan Berpasir, Puluhan Emak-emak Pelanggan PDAM Kota Pekalongan Geruduk Kantor Perumda Tirtayasa

Puluhan emak-emak warga Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan mendatangi Kantor PDAM untuk memprotes aliran air yang keruh dan berpasir, Rabu (24/1).

Pantura24.com, Kota Pekalongan – Puluhan emak-emak menggeruduk kantor PDAM Kota Pekalongan. Emak-emak warga Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara itu memprotes layanan air bersih yang buruk dari Perumda Tirtayasa.

Bacaan Lainnya

“Kami kemari untuk protes air PDAM keruh dan banyak pasirnya. Kedua kami ingin tagihan sebelumya dihapus karena memberatkan,” ujar Mutmainah (41) mewakili warga, Rabu (24/1/2024).

Ia menjelaskan air dari PDAM bersih dan lancar hanya sepekan saja, lalu kembali keruh dan mengandung pasir. Jadi setelah audensi kemarin lancar sebentar kemudian bermasalah lagi.

Kemudian, lanjutnya, air yang sekarang juga tidak bisa untuk minum atau memasak karena selain keruh dan banyak pasirnya juga rasanya amet atau tidak enak sehingga warga terpaksa berlangganan air isi ulang atau galon.

“Kami juga meminta kepada PDAM kembali memberikan kompensasi air bersih dalam tandon seperti sebelumnya selama aliran air di rumah belum diperbaiki,” pinta Mutmainah.

Ia menyebut terkait tagihan yang lama juga belum ada kesepalatan. Warga berharap tagihan dihapus 100 persen, namun pihak PDAM belum menyetujui.

“Kalau nanti itu misalnya mentok di 80 persen ya kita terima asalkan bayarnya dicicil ikut bulan berikutnya,” ucap Mutmainah.

Emak-emak peserta aksi juga mengancam akan melakukan aksi yang sama sampai pihak PDAM mengabulkan tuntutan warga. Peserta aksi mengaku tidak akan pernah lelah berdemo.

Di kesempatan yang sama Kepala Bidang Hubungan Pelanggan, Subagyo, mengaku belum bisa sepenuhnya memberika pelayanan terbaik bagi pelanggan terkait kualitas air.

Adapun usulan kompensasi pihaknya sedang mencarikan solusi terbaik seperti potongan tagihan, namun untuk besaran pemotongan masih harus dikoordinasikan dengan manajemen.

“Yang jelas tidak ada yang dinolkan atau dihapus tagihannya karena Perumda Tirtayasa secara eksisting telah menyupalai air baku yang saya yakin sudah digunakan untuk mandi dan mencuci,” tutupnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *