Proyek Pipanisasi di Batang Dikeluhkan Warga, Air Tak Mengalir Meski Dana Desa Ratusan Juta Telah Terserap

Proyek Pipanisasi di Batang Dikeluhkan Warga, Air Tak Mengalir Meski Dana Desa Ratusan Juta Telah Terserap
warga Desa Durenombo, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, mengeluhkan pembangunan proyek pipanisasi air bersih,Senin (18/08/25).

PANTURA24.COM,BATANG – Sejumlah warga Desa Durenombo, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, mengeluhkan pembangunan proyek pipanisasi air bersih yang menelan anggaran ratusan juta rupiah dari Dana Desa. Program yang digadang-gadang menjadi solusi kekeringan itu hingga kini tak kunjung memberikan manfaat, bahkan sebagian warga menyebutnya mangkrak.

Tukiman (52), Ketua RT 02 Dukuh Durensari, mengaku heran dengan proses pembangunan yang dinilai tertutup. Ia sempat hadir dalam musyawarah desa (musdes) yang memutuskan pembangunan pipanisasi sebagai prioritas pada tahun anggaran 2024, namun setelah itu tidak ada lagi informasi lanjutan.

Bacaan Lainnya

“Sejak awal saya ikut musdes, tapi setelah itu tidak pernah ada komunikasi lagi. Uangnya cair atau tidak, kami tidak tahu. Warga hanya dengar-dengar ada pembangunan, tapi kenyataannya sampai sekarang air tidak pernah mengalir,” ujarnya, Senin (18/8/2025).

Menurutnya, proyek dengan nilai sekitar Rp300 juta itu hanya menghasilkan sebuah bak pompa, bak penampung kecil berukuran sekitar satu meter persegi, serta jaringan pipa sepanjang hampir 900 meter. Namun, air yang seharusnya dialirkan justru bocor karena penampungan hanya ditimbun tanah liat tanpa konstruksi beton.

“Sudah pernah diuji coba, tapi alirannya kecil sekali, seperti air kencing. Padahal sumbernya besar, tapi tekanan pompanya tidak maksimal,” tambahnya.

Kekecewaan warga semakin besar lantaran sudah satu tahun berlalu, proyek tak juga berfungsi. Beberapa pemuda desa bahkan sempat mendatangi balai desa untuk menanyakan kejelasan. Sayangnya, janji penyelesaian dalam waktu satu bulan tak pernah terbukti.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Durenombo, H. Sireng, membantah jika proyek pipanisasi dinilai gagal. Ia menyebut total anggaran yang digunakan bukan Rp300 juta, melainkan sekitar Rp250 juta dengan rincian Rp164 juta untuk pompa hidram, Rp48 juta untuk bak penampungan, dan Rp87 juta untuk jaringan pipa.

Menurutnya, kendala muncul akibat debit air menurun drastis setelah bulan Agustus 2024, sehingga sistem pompa hidram tidak bisa bekerja optimal.

“Awalnya sebelum Agustus airnya masih besar, setelah itu mengecil. Jadi alirannya tidak maksimal. Ini bukan gagal, hanya perlu perbaikan teknis. Tahun ini rencananya akan dibenahi dengan tambahan bak toren sekitar Rp30 juta,” jelas Sireng.

Ia juga menegaskan, proyek tersebut sempat berjalan dan dimonitoring pihak kecamatan. Namun, warga enggan memanfaatkannya karena kualitas air keruh saat musim hujan. Pihak desa, lanjutnya, akan mencari solusi agar air bersih benar-benar bisa mengalir ke rumah-rumah warga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *