PANTURA24.COM,KOTA PEKALONGAN – Seorang duda berinisial BS (45), warga Kecamatan Pekalongan Selatan, mengaku menjadi korban dugaan penipuan oleh seorang wanita muda berusia 23 tahun Warga pekalongan selatan, yang dikenal berinisial DS. BS, yang sehari-hari bekerja sebagai pemilik toko sembako, menceritakan awal mula perkenalannya dengan DS yang berujung pada kerugian secara materi maupun batin.
Kepada awak media, Sabtu (26/7/2025), BS menuturkan bahwa dirinya bertemu DS di sebuah warung sate pada awal Juli 2023. “Dari perkenalan itu, kami bertukar nomor telepon. Sejak pandangan pertama, saya langsung tertarik,” ungkap BS sambil tersenyum.
Komunikasi intens pun berlanjut. Pada Agustus 2023, DS meminta pekerjaan di toko sembako milik BS, dan langsung diterima. “Karena dia rajin dan baik, saya pikir cocok jadi ibu untuk anak saya. Lalu saya ajak berpacaran,” tambahnya.
Pada September 2023, keduanya resmi menjalin hubungan asmara. Sejak saat itu, BS mengaku menuruti segala permintaan DS, mulai dari kebutuhan pribadi hingga membelikan ponsel iPhone dan memenuhi kebutuhan orang tua DS.
Pada Februari 2024, BS menyampaikan niat untuk menikahi DS. Sang wanita menyambut baik, namun dengan syarat seluruh biaya pernikahan ditanggung pihak pria. “Saya turuti semua. Emas, uang pasrahan, hingga segala perlengkapan pernikahan saya belikan,” kata BS.
Namun sejak Maret 2024, DS memutuskan berhenti bekerja dengan alasan akan segera menjadi istri BS. Komunikasi pun mulai jarang terjadi, hingga akhirnya DS menghilang selama berbulan-bulan. Curiga, BS mendatangi rumah keluarga DS dan terkejut saat mengetahui bahwa DS ternyata telah menikah dengan pria lain.
“Saya merasa ditipu. Saya minta pihak keluarganya mengembalikan uang persiapan nikah seperti pasrahan dan emas. Kalau pemberian seperti HP, saya ikhlaskan karena itu wajar dalam hubungan,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, keluarga DS mengaku bahwa uang dan emas dari BS telah digunakan sebagai modal usaha suami DS. Karena tidak ada titik temu, pada Maret 2025 BS meminta bantuan pihak kelurahan untuk memediasi persoalan ini. Mediasi sempat digelar pada Juni 2025, namun pihak keluarga tetap menyatakan tidak memiliki uang untuk mengembalikan.
“Katanya mereka hidup susah sekarang dan mohon saya tidak mempermasalahkan. Tapi akhirnya mereka berjanji akan mengembalikan uang tersebut pada November 2025,” ujar BS.
BS berharap kejadian yang menimpanya ini bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun agar lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan.