Cerita Dul Yasin Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi di Pekalongan Kerap Jadi Korban Penipuan

Cerita Dul Yasin Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi di Pekalongan Kerap Jadi Korban Penipuan
Dul Yasin (54) pengusaha beras dan penggilingan padi warga Tirto, Pekalongan sedang menandatangani dokumen di rumah rekannya, Senin (12/5).

PANTURA24.COM, PEKALONGAN – Kisah hidup Dul Yasin (54) pengusaha penggilingan padi asal Desa Curug, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan yang kerap menjadi korban penipuan dari rekan bisnisnya sendiri menyisakan pelajaran hidup yang menarik.

Kakek satu cucu yang memulai bisnis rice mill atau penggilingan padi sejak 15 tahun lalu itu bertutur pengalaman ditipu oleh salah satu rekan bisnisnya dalam usaha pengadaan gabah basah untuk digiling menjadi beras.

“Rekan saya ini menjadi pemasok gabah basah sudah tiga tanpa pernah ada masalah. Tiba-tiba di 2017 yang bersangkutan menelpon akan mengirim gabah basah seperti biasanya, hanya saja karena alasan kehabisan dana minta diberikan uang terlebih dahulu,” buka Dul Yasin mengawali cerita kepada pantura24.com, Senin 12 Mei 2025.

Setelah uang yang diminta diserahkan, rekan bisnisnya tersebut justru menghilang tak ada kabar. Celakanya gabah basah sebanyak 8 ton yang dijanjikan juga tidak kunjung dikirim hingga sekarang, padahal uang pembelian gabah untuk memutar modal berjualan beras.

Dul Yasin pun memutuskan untuk bersabar dan sesekali berusaha menagih, namun rekannya tersebut terus menghindar dan sulit ditemui hingga tersiar kabar kalau uang dari hasil menipu itu digunakan untuk tambahan membeli mobil bak terbuka L200.

“Saat itu kalau diuangkan nilai gabah basah setara Rp 25 juta. Pernah suatu ketika kepergok saya dan bilang akan ambil kredit di bank untuk melunasi utang, namun hanya tinggal janji, sejak saat itu kalau lihat saya langsung kabur atau lari,” ujarnya.

Belakangan setelah bisa membeli mobil bak terbuka dan dianggap sukses berbisnis gabah basah oleh kerabat serta teman-temannya, tersiar kabar yang bersangkutan mengalami kecelakaan yang cukup berat.

“Rekan bisnis saya ini ngebut lalu menabrak orang hingga terluka parah, informasinya korbannya patah kaki dan diharuskan menjalani perawatan yang cukup lama. Saya berdoa dan berharap mungkinkah modal saya yang dibawa kabur itu bisa kembali,” ucap Dul Yasin.

Rupanya, lanjut Dul Yasin, kepercayaan dirinya kepada orang atau rekan bisnis masih dimanfaatkan untuk hal yang merugikan. Ia kembali menjadi korban penipuan dengan modus yang sama oleh rekan bisnisnya yang lain.

Kali ini seorang teman juragan yang memiliki banyak sawah dan luas berjanji akan menyetor gabah basah ke penggilingan padi miliknya. Lantaran sudah percaya dan berbisnis lama, uang tunai yang diminta sebagai tanda pembayaran awal diminta tidak diikuti oleh pengiriman gabah kepada dirinya.

“Saya tertipu lagi, kali ini jumlahnya sekitar empat ton lebih gabah basah senilai kurang lebih Rp 15 juta. Akibat kerap tertipu saya sampai harus cek-cok dengan istri, tapi itu resiko menjadi orang yang terlalu percaya kepada teman maupun rekan bisnis,” jelasnya.

Dul Yasin juga mengungkapkan kasus penipuan lainnya yang merugikan usaha penggilingan padi dan jualan beras miliknya. Ia mengaku ditipu pedagang beras yang bermitra dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan tidak melakukan pembayaran hingga 20 kuintal beras senilai Rp 21 juta.

“Orangnya berdalih karena Pemkot Pekalongan belum membayar tagihan berasnya. Anehnya saat dia bisa beli mobil lalu saya datangi, orangnya ngeles usahanya sedang sepi. Ia janji akan jual mobilnya untuk bayar utang tetapi ternyata ketika sudah laku terjual, uangnya tidak digunakan untuk melunasi utang. Ketika saya protes dia ngaku uangnya habis untuk kebutuhan hidup,” tuturnya lesu.

Meski demikian ia merasa bersykur usahanya tetap bertahan di tengah banyaknya cobaan. Ia berusaha terus jujur dan amanah dalam berbisnis termasuk memperbanyak amal. Dirinya mengaku konsisten menjalani usaha jualan beras dan jasa penggilingan padi.

“Saya berharap semua rekan bisnisnya sadar dan mengembalikan kewajiban membayar tagihan agar hidup menjadi berkah dan tidak merasa dikejar utang. Saya sudah memasrahkan urusan penipuan tersebut kepada kenalannya yang bersedia membantu,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *