Sarasehan Tazakka Dorong Batang dan Indonesia Damai

Sarasehan Tazakka Dorong Batang dan Indonesia Damai
Pondok Modern Tazakka menggelar Sarasehan Tokoh Masyarakat dan Agama untuk Batang dan Indonesia Damai, Selasa (2/9/2025).

PANTURA24.COM, BATANG – Pondok Modern Tazakka menggelar Sarasehan Tokoh Masyarakat dan Agama untuk Batang dan Indonesia Damai, Selasa (2/9/2025). Pertemuan dihadiri tokoh lintas agama, organisasi, profesi, hingga partai politik.

Sejumlah tokoh hadir dalam forum tersebut, antara lain Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH Anang Rikza Masyhadi MA, PhD, Anggota DPR RI Yoyok Riyo Sudibyo, Anggota DPRD Jawa Tengah Iskandar Zulkarnain, Anggota DPRD Batang Makhrus, Kepala Kesbangpol Batang Dr Agung Wisnu Barata, Ketua Omah Tani Handoko Wibowo, serta Camat Bandar bersama Kapolsek dan Danramil. Sekitar 100 tokoh masyarakat, agama, dan pemuda Batang juga turut hadir.

Bacaan Lainnya

Selain itu, hadir pula pengasuh pesantren, ulama, kepala desa, kepala sekolah menengah, ketua karang taruna, perwakilan dari KITB, Muhammadiyah, NU, Fatayat, ’Aisyiyah, Sarekat Islam, Pemuda Pancasila, FKPPI, Laskar Alas Roban, Lindu Aji, Squad Nusantara, dan lainnya.

Sarasehan membahas perkembangan situasi nasional, termasuk meningkatnya eskalasi demonstrasi yang berujung kerusuhan di sejumlah wilayah.

Tokoh pemuda Batang, Bramantio, menilai daerahnya relatif kondusif. “Alhamdulillah, eskalasi demonstrasi di Batang berjalan damai, tidak sampai menimbulkan kerusuhan, perusakan, atau pembakaran fasilitas negara,” ujarnya.

Para peserta forum sepakat, penyampaian aspirasi dijamin undang-undang, tetapi aksi kekerasan dan kerusuhan tidak mencerminkan budaya bangsa.

Inisiator sarasehan, KH Anizar Masyhadi MA, menekankan pentingnya soft power masyarakat yang cinta damai. “Jika orang-orang baik diam, maka yang jahat akan terus melakukan kejahatannya,” katanya. Ia juga mengingatkan derasnya arus konten media sosial yang kerap diragukan kebenarannya dapat memicu keresahan publik.

KH Anang Rikza menggarisbawahi pentingnya semua pihak mengambil hikmah dari situasi nasional belakangan ini. Menurutnya, pemerintah, legislatif, aparat, hingga masyarakat perlu belajar dari peristiwa yang terjadi.

Ia menekankan dua hal penting, yakni empati dan menjaga lisan. “Para pemimpin perlu punya sikap empati agar kebijakan yang dibuat tidak melukai rasa keadilan masyarakat. Selain itu, tutur kata tokoh bangsa juga harus dijaga agar tidak merusak tatanan kebangsaan,” ujarnya.

KH Anang juga mengajak masyarakat menjaga nilai ukhuwah: ukhuwah Islamiyah antarumat Muslim, ukhuwah wathaniyah sesama warga negara, dan ukhuwah insaniyah sesama manusia.

Forum tersebut mendapat apresiasi berbagai kalangan. Selain menurunkan eskalasi konflik, sarasehan disepakati untuk menjadi wadah dialog berkelanjutan guna membicarakan kemajuan dan kemakmuran Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *