PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Ketua Umum Ormas Bintang Adhiyaksa, Didik Pramono dan sekaligus Advokat dari Himpunan Advokat Nahdatul Ulama ( Himanu ), menanggapi aksi massa yang berujung pembakaran kantor pemerintahan di Kota Pekalongan, Sabtu (30/8).
Ia menilai peristiwa itu merupakan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, sikap sebagian wakil rakyat, serta insiden meninggalnya pengemudi ojek online.“Jangan asal bicara dan jangan menghina rakyat. Inilah yang memicu kemarahan,” ujar Didik, Senin (1/9).
Ia mengingatkan masyarakat agar tetap menahan diri, karena gejolak berlarut justru merugikan perekonomian kota. Meski tak menampik kemungkinan adanya provokasi pihak luar, ia menilai faktor internal lebih dominan.
Terkait adanya dugaan provokasi pihak luar, Didik menilai faktor internal lebih dominan.“Bisa saja ada pemicu dari luar, tapi kalau kondisi di dalam baik-baik saja, tidak akan terjadi. Jadi lebih banyak disebabkan masalah kita sendiri,” tambahnya.
Didik juga meminta DPRD menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan secara transparan. “Tanpa rakyat, Anda tidak bisa duduk sebagai wakil kami. Dana aspirasi harus jelas dan perda baru jangan memberatkan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi langkah Wali Kota Pekalongan yang segera menghitung sementara kerugian akibat kebakaran, serta Ketua Umum bintang adhiyaksa mengajak masyarakat mengawasi kinerja DPRD dan dinas terkait agar bekerja lebih baik.
Ia menilai peristiwa ini harus menjadi pelajaran bersama. “Jangan saling menyalahkan, mari introspeksi diri. Kejadian ini akan dikenang anak cucu kita sebagai pengingat bahwa rakyat bisa marah melihat ketidakadilan,” pungkas Didik.