PANTURA24.COM,KOTA PEKALONGAN – Puluhan warga dari wilayah Pekalongan Utara kini dirundung keresahan setelah tabungan sembako yang mereka ikuti melalui seorang oknum yang mengaku dari koperasi di Blado, Kabupaten Batang, tak kunjung dicairkan sesuai perjanjian.
Rika (46), warga Panjang Baru, seorang kolektor dari salah satu koperasi di wilayah Blado, mengaku membawahi 22 nasabah yang mayoritas merupakan warga kurang mampu. Ia menjelaskan bahwa sejak awal program tersebut dipromosikan oleh seseorang berinisial LK yang mengaku sebagai perwakilan koperasi dari Blado.
“Dia (LK) menawarkan program tabungan sembako, disetor seminggu sekali terserah nominalnya, mulai dari lima ribu sampai seratus ribu rupiah. Setiap minggu kami ambil simpanan ke Panjang,” ujar Rika, Kamis (7/8/2025).
Namun, pencairan yang dijanjikan akan dilakukan pada 10 Maret 2025 tak kunjung terealisasi. Sejak saat itu, tak ada kabar lanjutan dari LK, dan upaya menghubungi yang bersangkutan tidak membuahkan hasil.
Hal serupa juga dialami Reni (31), warga Panjang Wetan Gang 5. Reni, yang juga merupakan kolektor, bahkan membawahi 66 nasabah.
“Dulu saya pernah kerja sama dengan LK juga, alhamdulillah cair. Tapi kali ini saya ikut lagi yang kedua, malah nggak cair-cair. Saya kejar, jawabannya selalu beralasan macam-macam,” tutur Reni sambil menangis.
Menurut Reni, hampir semua nasabah yang ikut dalam program tersebut adalah masyarakat ekonomi lemah. Tabungan mereka berkisar antara Rp5.000 hingga Rp100.000 setiap minggu. “Saya serba salah. Tiap hari didatangi nasabah, ditelpon, di-WA, semua tanya hal yang sama: ‘Uangnya kapan kembali?’” katanya.
Kedua kolektor mengaku sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Mereka berharap polisi segera mengusut tuntas dugaan penipuan berkedok koperasi tersebut.
“Sebagian besar nasabah kami ini orang-orang kecil, ada yang buruh, janda, bahkan lansia. Kami minta kasus ini benar-benar ditindak. Kami hanya ingin hak kami kembali,” tegas Reni.
Pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan tersebut. Sementara itu, para warga terus menanti kejelasan dana mereka yang masih belum dikembalikan.