Ibu di Pekalongan Keluhkan Dugaan Kekerasan terhadap Anaknya, Soroti Penanganan Oknum APH

Ibu di Pekalongan Keluhkan Dugaan Kekerasan terhadap Anaknya, Soroti Penanganan Oknum APH
Foto Ilustrasi ID ibu anak korban pengeroyokan diintimidasi,, Selasa (29/07/25).

PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Seorang ibu asal Kota Pekalongan, ID (36), menyampaikan keluhan atas dugaan kekerasan yang dialami anak-anaknya tanggal 02 maret 2025, yang berbuntut pada intimidasi dari oknum aparat penegak hukum (APH). Kejadian bermula dari keributan antar anak-anak di sekitar kawasan Blandong, Pekalongan.

Peristiwa terjadi saat seorang warga berinisial SN, yang tinggal di sekitar pabrik es, menegur sejumlah anak yang bermain petasan. Anak ketiga ID, SO, yang mengaku tidak ikut bermain petasan, tiba-tiba dicekik oleh SN,Senin ( 28/07/25).

Bacaan Lainnya

Melihat adiknya dicekik, RF kakak SO berusaha melerai, namun justru mendapat pukulan dari SN di bagian pelipis. RF lantas membalas dan mengenai bagian hidung SN. Tak lama berselang, RF diduga dikeroyok oleh sekelompok anak dari Kampung Baru.

“Anak saya yang lain, KM, datang dan memeluk RF untuk melindungi dari pengeroyokan,” kata ID. Ia menyebut anak-anaknya akhirnya berhasil dibawa pulang oleh teman-temannya.

Masalah tidak berhenti di situ. Sekitar pukul 14.00 WIB, keluarga ID mengaku mendapat panggilan dari seseorang bernama IN, yang mengaku sebagai anggota APH, dan meminta mereka datang ke kantor.

Namun setibanya di lokasi, mereka justru mengaku mendapat perlakuan kasar. “Kami malah dibentak-bentak, padahal kami datang atas panggilan,” ujar ID.

Setelahnya, keluarga ID mengaku dilimpahkan ke kantor APH lainnya, namun tidak mendapat penanganan maupun penjelasan hingga menjelang pagi.

“Anak saya belum makan. Kami dibiarkan hingga salat Subuh. Sekitar pukul enam pagi, saat hendak pulang, tiba-tiba kami dipanggil oleh seseorang bernama RS untuk masuk ke ruangan,” tuturnya.

Di dalam ruangan, ID mengaku mendapat tekanan baik dari keluarga SN maupun oknum APH. Ia menyebut keluarga SN, melalui seseorang berinisial ES, sempat meminta ganti rugi sebesar Rp50 juta.

“Yang membuat saya terpukul, saat saya ingin membela diri, oknum RS berkata, ‘Kalau ibu banyak bicara, anak ibu saya masukkan sel.’ Saya benar-benar lemas saat dengar itu,” ungkap ID dengan mata berkaca-kaca.

ID berharap kejadian ini menjadi perhatian serius pihak berwenang.

“Beginilah nasib orang kecil, tak berdaya melawan kekuasaan. Saya berharap keadilan benar-benar ditegakkan di Kota Pekalongan,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *