PANTURA24.COM, KOTA PEKALONGAN – Panen raya perdana padi Biosalin 1 dan 2 di area sawah Kelurahan Degayu, Kota Pekalongan menghasilkan 4,2 -5,7 ton per hektar. Sawah yang dipanen sebelumnya merupakan lahan bekas rawa yang sudah tergenang rob lebih dari 10 tahun.
Salah satu petani, Amat Sinang (62) warga Dukuh Klidungan, Kelurahan Dukuh, Pekalongan Timur mengatakan area sawah yang ditanami saat ini sudah 10 tahun ditelantarkan, namun setelah tanggul rob selesai dibangun setahun yang lalu baru petani mencoba menanam padi.
“Warga tertarik karena ada bapak dari kodim menggarap sawah demplot biosalin yang ada di sana dan berhasil, terus kami garap yang di sini dan ternyata juga berhasil,” ujarnya, Rabu 14 Mei 2025.
Ia menyebut panen perdana ini hasil belum bisa disebut maksimal atau sesuai dengan target yang diharapkan, akan tetapi setelah tiga kali panen baru bisa maksimal. Meski demikian untuk satu hektar sawah yang digarap petani ini diperkirakan menghasilkan minimal 3 ton lebih padi biosalin 1 dan 2.
Para petani juga memuji benih padi biosalin 1 dan 2 yang tahan terhadap kondisi tanah yang sebelumnya tercemar air asin. Kemudian kualitas air irigasi juga tidak sepenuhnya tawar karena masih payau sehingga untuk panen baru bisa dilakukan dua kali dalam setahun.
“Jadi kesulitan yang dihadapi petani itu pada saat awal membuka lahan. Area ini memang sebelumnya sawah lalu berubah menjadi seperti lautan sebelum bapak dari kodim datang melakukan upaya untuk menjadikan lahan pertanian,” katanya.
Setelah lahan bisa ditanami padi dan bisa panen, semua warga berbalik menjadi petani, padahal sebelumnya saat rob mematikan semua lahan sudah banyak yang berpindah pekerjaan seperti jadi nelayan, buruh dan pembudidaya ikan.
“Total di sini sudah ada sekitar 40 petani yang menggarap lahan. Sebelumnya jumlahnya lebih banyak karena lahan sawah luas sekitar 33 hektar. Saya sendiri menggarap satu bahu atau setengah hektar,” jelasnya.
Sementara itu Pangdam Diponegoro, Mayjen Daddy Suryadi menyampaikan bahwa kesulitan mengolah tanah di lahan bekas terendam rob itu karena faktor unsur hara di dalam yang perlu diproses terlebih dahulu.
Ia menerima laporan bahwa tanah di sini sudah dua kali dicoba untuk menanam padi namun semuanya gagal. Dalam perkembangannya meski belum sepenuhnya subur akan tetapi sudah bisa ditanam dan panen. Mudah-mudahan ke depan hasilnya seperti yang ada di tempat lain.
“Tadi sudah disampaikan dari BI kalau dulu kita ini masuk tiga besar penghasil gabah dan sekarang sudah di peringkat kedua setelah Jawa Timur. Jadi dengan banyaknya lahan tidur dan lahan tidak produktif kita tanami kembali maka target yang akan dicapai menjadi nomor satu penghasil gabah nasional akan tercapai,” katanya.
Sedangkan di sisi lain Kepala Perwakilan BI Tegal, Bimala menyebutkan hasil uji coba lahan demplot seluas 1,5 hektar pada Desember 2024 kini sudah bisa berkembang menjadi 15 hektar.
BI akan terus mendukung upaya penguatan ketahanan pangan daerah sebagai bagian dari kontribusi terhadap stabilitas harga dan menjaga inflasi di daerah serta upaya pemulihan ekonomi yang inklusif
“Ke depan, bila keberhasilan panen ini bisa konsisten, diharapkan dapat direplikasi ke wilayah pesisir lainnya yang mengalami tantangan serupa, khususnya di kawasan Pantura,” tutupnya.