PANTURA24.COM, BATANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meresmikan fasilitas daycare bagi buruh perempuan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. Peresmian penggunaan fasilitas daycare menjadi upaya manajemen PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menyediakan ruang khusus bagi buruh perempuan di Peringatan Hari Buruh atau Mayday yang dioperasikan mulai 1 Mei 2025.
Ahmad Luthfi mengatakan dirinya sudah membuat surat edaran agar kawasan industri dan perusahaan di Jawa Tengah yang mempekerjakan banyak buruh perempuan diharuskan punya fasilitas daycare untuk memudahkan buruh yang sedang memiliki bayi maupun balita bisa terjaga dengan baik.
“Fasilitas daycare bisa dimanfaatkan oleh buruh perempuan menjaga dan menitipkan anaknya yang sedang ditinggal kerja oleh orang tuanya,” ujarnya di komplek tower rumah susun sewa (rusunawa) KITB, Kamis 1 Mei 2025.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi juga menyampaikan telah menurunkan tarif transportasi bagi buruh yang semula Rp 2000 menjadi Rp 1000 atau disamakan dengan tarif pelajar. Hal tersebut dilakukan untuk membantu para buruh di Jateng.
“Jadi hal-hal seperti itu kita berikan kepada temen-temen buruh terkait dengan mayday,” ucapnya.
Selain meresmikan penggunaan fasilitas daycare seperti ruang laktasi dan penitipan anak di area tower rusunawa 2, orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut juga meresmikan Masjid An-Nahl yang berada di belakang kompleks tower rusunawa KITB.
Sementara itu Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan mengungkap hingga saat ini di KEK Industropolis Batang sudah ada 3.730 buruh perempuan yang berasal dari tujuh industri yang telah beroperasi. Dari 3.730 buruh perempuan tersebut, 3000 ribu di antaranya bekerja di Pabrik Yih Quan.
“Jadi menurut saya buruh wanita itu penting karena merupakan mitra kerja yang sangat produktif karena mereka fokus saat bekerja. Cuman di rumahnya ada PR, punya anak masing-masing. Nah selama ini kita tahu ya, mungkin media juga sudah banyak cerita kasus seperti kemarin. Ditinggal kerja anaknya tidak terawat malah jadi korban,” katanya.
Pihaknya berharap yang seperti itu tidak terjadi di sini, sehingga fasilitas yang dimiliki PT KITB meski terbatas bisa bermanfaat bagi buruh dan memang masih perlu sedikit waktu untuk mengantar anaknya di sini sebelum orang tuanya berangkat bekerja di pabrik.
“Meski daycare sudah bisa dioperasikan dengan bekerja sama dengan yayasan yang sudah berpengalaman mengurus anak namun kapasitas daya tampungnya terbatas hanya bisa sekitar 20-30 anak. Saya berharap industri lainnya mau mengalokasikan ruang untuk daycare sesuai dengan surat edaran Gubernur Jawa Tengah,” tukasnya.